Kisah Nabi Musa yang Berbading Terbalik dengan Nabi Yusuf
Sedikit latar belakang
Di surat Yusuf ayat ketiga, Allah berfirman: “Kami menceritakan kisah-kisah (Qasas) yang paling baik”. Uniknya di surat Al-Qasas yang diceritakan justru kisah Nabi Musa . Adakah kaitan khusus antara Yusuf dan Musa ?
Di surat Al-Qasas, Fir’aun pura-pura tak tahu tentang Yusuf , ia berkata: “Ini adalah sihir yang dibuat-buat. Dan kami tidak pernah mendengar ini sejak nenek moyang kami yang paling awal”. Padahal Yusuf dulu sama-sama diutus kepada Bani Israil, seperti Musa . Dan mustahil bagi seorang nabi untuk tidak berdakwah tentang Tauhid, apalagi ia dulu sempat menjabat sebagai menteri di Mesir.
Jawabannya ditemukan di Surat Ghafir dimana Fir’aun diingatkan oleh temannya Musa yang merupakan seorang polisi di kerajaannya, “Yusuf kan pernah datang kepada kalian semua sebelumnya, ingat gak? Bahkan dulu ketika Yusuf wafat, kalian berani berkata, ‘Gak bakalan ada nabi lagi setelah Yusuf!’“. Ia seolah mengungkap kebohongan Fir’aun dan orang-orangnya yang pura-pura tak pernah tahu tentang Yusuf .
Dari sini kita bisa melihat ada hubungan khusus antara Yusuf dan Musa . Mari lihat bagaimana cara Al-Qur’an menceritakan kedua Nabi agung ini. Saya coba rangkum korelasi kedua Nabi ini ke dalam timeline di bawah ini, yang ternyata perjalanan hidup keduanya cukup bertolak belakang.
Korelasi kontras kedua nabi
Yusuf | Musa |
---|---|
Secara umum | |
Memulai perjalananya dari luar Mesir (Kanaan) menuju Mesir | Memulai perjalananya dari Mesir ke luar Mesir |
Bani Israil pindah ke Mesir dengan restu sang raja | Bani Israil keluar dari Mesir karena kemurkaan sang raja (Fir’aun) |
Dianggap sebagai penyelamat Mesir | Dianggap sebagai ancaman Mesir |
Menjadi bagian dari pemerintahan | Menjadi musuh pemerintahan |
Berawal sebagai pengembala, berakhir di kerajaan | Berawal di kerajaan, berakhir sebagai pengembala |
Ia menyelamatkan Mesir dari kekeringan dengan membuat cadangan air dan hasil panen | Bangsa Mesir hancur karena air (tenggelamnya Fir’aun dan tentaranya) |
Orang tua | |
Bermula dengan sosok ayah, Ya’qub, yang khawatir dengan ancaman internal (dari keluarganya sendiri), yakni saudara-suadara Yusuf yang iri dengannya (12:8-9) | Bermula dengan sosok ibu yang khawatir dengan ancaman eksternal, yaitu kerajaan Fir’aun yang membunuh anak bayi laki-laki (28:4) |
Cerita dimulai dengan support emosional dan spiritual oleh sang ayah:
| Cerita dimulai dengan support fisikal oleh sang ibu, yang menyusuinya (28:7) |
Ibu Yusuf tak pernah disinggung di Al-Qur’an | Ayah Musa tak pernah disinggung di Al-Qur’an |
Ya’qub khawatir melepas Yusuf karena alasan logis; dimana saudara-suadaranya akan membawa pergi dan menyakiti Yusuf | Ibu Musa menghanyutkannya karena alasan yang terdengar tak logis (ilham dari Allah untuk menaruh Musa kecil di dalam bak ke sungai; 28:7) |
Dua emosi disebut Ya’qub: sedih akan kepergian Yusuf dan takut akan dimakan serigala (12:13). Sedih dulu, baru takut | Dua emosi disebut Allah kepada Ibu Musa: “janganlah engkau takut dan jangan pula bersedih” (28:7). Takut dulu, baru sedih |
Mendengar kabar Yusuftelah tiada dimakan serigala:
| Setelah menghanyutkan Musa:
|
Kedua mata Ya’qub menjadi putih (buta) karena dukacitanya terhadap Yusuf (12:84) | “Supaya kedua matanya menjadi dingin (senang hatinya) dan tak bersedih” saat Musa dibawa kembali ke ibunya dari keluarga Fir’aun (28:13, 20:40) |
Tak ada opsi lain untuk Ya’qub selain bersabar (12:18) | Ada opsi lain untuk Ibu Musa, yaitu mengirim anak perempuannya untuk mengikuti keranjang Musa sepanjang sungai Nil sampai ke kerajaan Fir’aun (28:11) |
Ya’qub berkumpul kembali dengan Yusuf bertahun-tahun kemudian (12:96) | Musa langung kembali ke ibunya hanya beberapa saat setelah dihanyutkan (28:13) |
Yusuf memberi makan keluarganya (termasuk Ya’qub) yang datang ke Mesir karena kelaparan (12:58-59) | Musa diberi ASI oleh ibunya karena kelaparan (28:12-13) |
Ya’qub meminta Yusuf dan menjelaskannya secara detil untuk menjaga rahasia soal mimpinya (12:5) | Ibu Musa hanya meminta anak perempuannya untuk mengikuti keranjang Musa, anak perempuannya lah yang berinisiatif menjaga rahasia dari tentara dan keluarga Fir’aun (28:11-12) |
Sang anak (Yusuf) yang diberi wahyu (saat dibawa ke dasar sumur) bahwa kelak semua ini akan terungkap; implikasi akan reuni dengan orang tuanya (12:15) | Si orang tua (Ibu Musa) yang diberi ilham bahwa Musa akan segera kembali (28:7) |
Orang tua Yusuf (secara terang-terangan) dinaikkan ke singgasana (12:100) | Ibu Musa dibawa ke kerajaan (secara rahasia) dan bekerja sebagai ibu persusuan |
Saudara/i kandung | |
Saudara-suadara Yusuf keluar rumah untuk menyingkirkannya | Saudari Musa keluar rumah untuk menyelamatkannya |
Saudara-suadara Yusuf meninggalkannya di dasar sumur | Saudari Musa menolak meninggalkan Musa saat tiba di istana Fir’aun. Ia menunggu sampai ada kesempatan untuk mendapatkan Musa kembali |
Saudara-suadara Yusuf yang menyebabkan perpisahan | Saudari Musa yang menyebabkan persatuan |
Saudara-suadara Yusuf melanggar kepercayaan ayahnya (12:17) | Saudari Musa menjaga kepercayaan ibunya |
Saudara-suadara Yusuf mengada-ngadakan cerita soal matinya Yusuf (12:17-18). Berbohong | Saudari Musa bilang ia kenal dengan seorang ibu persusuan yang bisa menyusui Musa (padahal ibunya sendiri, 28:12). Hanya sekedar bersilat lidah namun tak berbohong |
Saudara-suadara Yusuf bersikeras untuk membawanya bersama mereka saat Ya’qub mengungkapkan kekhawatirannya (12:11-14) | Saudari Musa langsung menuruti permintaan ibunya untuk mengikuti keranjang Musa |
Saudara-suadara Yusuf diminta oleh Ya’qub untuk masuk ke Mesir secara hati-hati (12:67) | Saudari Musa tak perlu dibilang oleh ibunya untuk berhati-hati mengikuti keranjang Musa |
Yusuf memiliki memori yang menyakitkan terhadap saudara-suadaranya (12:77) | Musa mengagumi saudaranya, Harun (28:34, 20:31-32) |
Perjalanan | |
Yusuf dijatuhkan ke sumur yang airnya tak mengalir | Musa (saat bayi) dihanyutkan di dalam keranjang ke sungai, yang airnya mengalir |
Seseorang mendatangi Yusuf (untuk menyelamatkannya, 12:19) | Keranjang Musa yang mendatangi seseorang (ke istri Fir’aun, 28:8) |
Yusuf “diadopsi” oleh seorang lelaki yang influensial, seorang menteri di Mesir (12:21), yang kemudian | istrinya untuk menjaga YusufMusa “disambut” oleh seorang perempuan yang influensial, istri Fira’un (28:9), yang kemudian | kepada suaminya untuk menjaga Musa
Menteri yang mengadopsi Yusuf menawarkan dua opsi kepada istrinya (12:21):
| Istri Fira’un menawarkan dua opsi kepada suaminya (28:9):
|
Ada cinta terlarang dari istri sang menteri ke Yusuf (12:23) | Cinta Fir’aun terhadap Musa dibimbing Allah (20:39), padahal Fir’aun sangat benci terhadap Bani Israil |
Karena cinta yang toxic, Yusuf diancam masuk penjara bila tak menuruti kemauannya (12:32) | Walaupun kecintaan Fir’aun terhadap Musa dibimbing Allah, Musa tetap diancam masuk penjara bila tak menyembahnya (26:29) |
Yusuf dibesarkan tanpa mentor spiritual. Sejak kecil sudah terpisah dengan ayahnya Ya’qub | Musa dibesarkan dengan dua mentor spiritual, ibunya dan ibu “angkatnya” Asiyah—istri Fir’aun |
Ujian | |
Persamaan: Baik Yusuf maupun Musa sama-sama diberi kebijaksanaan dan ilmu oleh Allah. Menariknya kebijkasanaan disebut terlebih dahulu sebelum ilmu, padahal umumnya kebijaksanaan baru muncul setelah berilmu | |
Diuji dengan penampilan | Diuji dengan kekuatan |
Diuji di dalam ruangan | Diuji di luar ruangan |
Diuji oleh seseorang dengan status tinggi (digoda oleh istri menteri) | Diuji oleh seseorang dengan status rendah, waktu Musa berusaha membantu seorang budak Yahudi (Bani Israil) dari pengikut Fir’aun yang selanjutnya tak sengaja ia bunuh |
Istri menteri meminta Yusuf untuk bergegas bercumbu (“haita laka”, 12:23) | Budak tersebut meminta Musa untuk bergegas menolongnya (28:15, 28:18) |
Ujian Yusuf berupa tuduhan atas perzinahan (membunuh karakter) | Ujian Musa berupa pembunuhan (membunuh secara fisik) |
Perizahan dan pembunuhan disebut bersama: Allah berfirman, "Dan orang-orang yang ... tidak membunuh ... dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat" (25:68) Di ayat lain, "Dan janganlah kamu mendekati zina ... Dan janganlah kamu membunuh" (17:32-33) | |
Meminta perlindungan kepada Allah sebelum mengambil tindakan saat digoda istri menteri (12:23) | Meminta ampun kepada Allah setelah membunuh salah seorang dari kaum Fir’aun (28:16) |
“Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung” (12:23) | “Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri” (28:16) |
Menunjukkan loyalitas terhadap si pelaku. “Sungguh, tuanku telah memperlakukanku dengan baik” (12:23) | Menunjukkan ketidakloyalan terhadap kaum Fir’aun (28:17) |
Lari dari si agresor (istri menteri, 12:25) | Lari menuju si agresor. “Lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu” (28:15) |
Dapat membaca situasi. Ketika istri menteri berkata, “Haita laka” yang sebenarnya bermakna netral (“kemari, mendekatlah”) namun pada saat itu ia tahu bahwa maksudnya tidak baik | Salah membaca situasi. Saat budak Yahudi itu meminta pertolongan, Musa langsung bertindak |
Dapat kesaksian yang palsu dari istri menteri, Yusuf dituduh menggodanya (12:25) | Dapat kesaksian yang benar bahwa Musa telah membunuh (28:19) |
Yusuf dinyatakan tak bersalah secara rahasia, walaupun pada akhirnya ia tetap dipenjara untuk menyelamatkan nama istri menteri (12:35) | Musa dinyatakan bersalah telah membunuh di depan umum (28:19) |
Yusuf diminta untuk menjaga rahasia kejadian itu, dan pergi ke penjara (12:29, 12:35) | Musa menjaga rahasia kejadian pembunuhan itu, dan pergi meninggalkan Mesir secara diam-diam (28:21) |
Ada bukti kuat secara materi (baju bagian belakang yang robek) yang mengindikasikan bahwa Yusuf tidak bersalah (12:28) | Ada bukti kuat secara testimoni (dari pengikut kaum Fir’aun) yang menyatakan bahwa Musa bersalah (12:19) |
Dua pertemuan dengan orang yang sama (istri menteri):
| Dua pertemuan dengan orang yang sama (budak Yahudi dari Bani Israil):
|
Yusuf tidak dibantu untuk bebas dari penjara oleh sang menteri (12:35) | Musa dibantu oleh temannya (seorang polisi Fir’aun) dengan nasihat untuk pergi dari Mesir karena Fir’aun ingin membunuhnya (28:20) |
Yang berkomplot terhadap Yusuf adalah perempuan (istri menteri) | Yang berkomplot terhadap Musa adalah lelaki (Fir’aun) |
Sumber ujian Yusuf datang dari kekaguman yang berlebihan (atas ketampanannya) | Sumber ujian Musa datang dari kebencian yang berlebihan (bahwa Musa adalah seseorang dari Bani Israil) |
Plot memalukan ini ditutup-tutupi oleh sang menteri | Plot Fir’aun ingin membunuh Musa dibocorkan oleh teman polisinya |
Tak bersalah namun tetap dipenjara | Bersalah namun bisa kabur |
Masa pengasingan | |
Terasingkan di penjara | Terasingkan di padang pasir |
Bertemu dua lelaki di penjara (12:36) | Bertemu dua perempuan di padang pasir (28:23) |
Yusuf didatangi dua lelaki tersebut untuk dimintai pertolongan (12:36) | Musa mendatangi dua perempuan tersebut untuk menolong mereka (28:23-24) |
Yusuf menolong mereka dengan keistimewaannya (mentakwil mimpi, 12:37) | Musa menolong mereka dengan keistimewaannya (kekuatan, 12:24) |
Sembari menolong, Yusuf berdakwah tentang Islam (12:38-40) | Sembari menolong, Musa tidak berdakwah tentang Islam (25:24) |
Setelah menolong, Yusuf meminta kepada kedua lelaki tersebut untuk menceritakan keadaanya kepada raja. Namun mereka malah lupa (12:42) | Setelah menolong, Musa tidak meminta apapun kepada kedua perempuan tersebut, namun malah diceritakan kebaikannya kepada ayah mereka Syu’aib (28:25) |
Salah seorang dari kedua lelaki tersebut kembali kepada Yusuf beberapa tahun kemudian (12:46) | Salah seorang dari kedua perempuan tersebut kembali kepada Musa beberapa saat kemudian (28:25) |
Lelaki tersebut mendatangi Yusuf tanpa ada indikasi rasa malu (12:46) | Perempuan tersebut mendatangi Musa dengan malu-malu (28:25) |
Yusuf menceritakan betapa berkahnya hidupnya kepada kedua lelaki tadi waktu di penjara (12:38) | Musa menceritakan betapa menyedihkan perjalanan hidupnya di Mesir kepada Syu’aib (28:25) |
Raja membutuhkan Yusuf dan memanggilnya (12:50) | Musa membutuhkan pertolongan dan ternyata dipanggil oleh Syu’aib |
Konfrontasi dan penyelesaian | |
Raja Mesir melihat mimpi soal Mesir, yang menjadi kenyataan (12:43) | Raja Mesir (Fir’aun) melihat mimpi soal Mesir, yang menjadi kenyataan (28:6) |
Raja tidak tahu apa arti mimpi tersebut | Fir’aun sepertinya tahu arti mimpi tersebut karena mimpinya cukup eksplisit |
Tujuh tahun panen yang bagus untuk mempersiapkan tujuh tahun kemarau panjang | Beberapa tahun yang buruk (kekeringan, hama) untuk membuat Fir’aun rendah hati (7:94) dan menyelematkannya dari azab yang lebih pedih |
Yusuf ingin berdiri di hadapan raja untuk memberikan kesaksian atas apa yang terjadi (12:51) | Musa diperintahkan Allah untuk berdiri di hadapan Fir’aun (20:24, 20:43, 79:17) |
Yusuf meminta Raja untuk langsung bertanya kepada perempuan-perempuan yang telah melukai tangannya sendiri (12:50) | Musa ditanya-tanya oleh Fir’aun tentang dosanya di masa lalu (membunuh salah seorang pengikut Fir’aun, 26:19) |
Yusuf membuktikan ketidakbersalahannya (12:51) | Musa mengakui kesalahannya (26:20) |
Sang agresor (istri menteri) mengaku bersalah (12:51) | Sang agresor (Fir’aun) walau mengaku beriman namun tetap tidak mau menyebut Allah saat akhir hayatnya (10:90) |
Setelahnya, Yusuf diangkat menjadi orang berkedudukan tinggi di kerajaan (12:54) | Setelahnya, Musa dan pengikutnya diancam oleh Fir’aun (20:71, 26:49) |
Keistimewaan Yusuf (takwil mimpi) berguna untuk kesejahteraan Mesir | Tanda-tanda Musa malah membawa bencana bagi Mesir (kemarau, hama, angin puting beliung) |
Yusuf meminta dirinya untuk menjadi bendaharawan Mesir (12:55) | Musa diminta oleh Ya’qub untuk mmembantunya mengambala (28:27) |
Yusuf dipekerjakan karena kejujurannya dan kemampuan takwilnya | Musa dipekerjakan karena kejujurannya dan kekuatannya |
Cerita Yusuf mengingatkan apa yang tidak seharusnya terjadi antara lelaki dan perempuan (bernafsu) | Cerita Musa mengingatkan apa yang seharusnya terjadi antara lelaki dan perempuan (menikah, 28:27) |
“Dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia” (Shaykh kabīr, 12:78). Saudara-saudara Yusuf mengatakannya dengan nada berharap belas kasih | ”Ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya” (Shaykh kabīr, 28:23). Kedua perempuan di padang pasir itu mengatakannya dengan penuh percaya diri |
Yusuf bereuni dengan saudaranya Bunyamin sebelum berhadapan dengan keluarganya untuk menceritakan kejadian masa kecilnya (12:69) | Musa bereuni dengan saudaranya Harun sebelum berhadapan dengan Fir’aun (20:42) |
Yusuf berperan sebagai support untuk Bunyamin (12:69) | Harun berperan sebagai support untuk Musa (20:29-30) |
Nasihat Yusuf diterima oleh Raja karena berkaitan dengan kerberlangsungan Mesir | Nasihat Musa ditolak oleh Fir’aun karena berkaitan dengan keselamatan (akhirat) Mesir |
Apa yang dibawa Yusuf akhirnya menyelamatkan Mesir | Apa yang dibawa Musa akhirnya menghancurkan Mesir |
Bunyamin membantu dengan tetap diam | Harun tetap diam meski fasih berbicara |
Raja sangat terkesan terhadap Yusuf sampai ia berkata, “Aku pilih ia untuk diriku” (12:54) | Fir’aun sangat benci terhadap Musa sampai-sampai ia berkata, “Biar aku sendiri yang membunuh Musa” (40:26) |
Saat berkumpul kembali dengan keluarganya, Yusuf yang menjadi “hakim”, dan agresornya (saudara-suadaranya) yang diadili | Sang agresor (Fir’aun) yang menjadi “hakim”, Musa yang diadili |
Lalu Yusuf mengingatkan apa yang telah mereka perbuat kepadanya (12:89-90) | Lalu Fir’aun mengingatkan Musa apa yang telah ia (Fir’aun) perbuat sewaktu Musa kecil (26:18-19) |
Bani Israil (saudara-saudara Yusuf) yang menjadi agresor | Bani Israil (para budak zaman Fir’aun) yang menjadi korban |
Saudara-suadara Yusuf bersujud kepada Yusuf (12:100) | Para tukang sihir bersujud saat melihat mukjizat Musa (26:46) |
Pemukiman Mesir yang penuh berkah (zaman Yusuf) berubah menjadi perbudakan dalam beberapa generasi (zaman Musa) | Perbudakan (zaman Musa) menjadi pemukiman yang penuh berkah bagi Bani Israil (zaman Daud, Sulaiman) |
Bani Israil datang ke Mesir mencari makanan (12:58) | Bani Israil keluar dari Mesir lalu sangat membutuhkan makanan (2:60-61, 20:80) |
Yusuf pertama dirugikan oleh kalangannya sendiri (dimasukkan ke sumur), lalu oleh orang Mesir (saat dipenjara) | Musa pertama dirugikan oleh orang Mesir (Fir’aun), lalu oleh orangnya sendiri (20:86, 61:5) |
Yusuf pada akhirnya memaafkan saudara-suadaranya saat berkumpul kembali (12:92) | Musa pada akhirnya tak menginginkan apa-apa dari kaumnya (5:25) |
Saga Yusuf berakhir dengan resolusi yang indah | Saga Musa berakhir dengan kekecewaan |
BONUS: Cerita Yusuf dirangkum dalam satu surat saja | BONUS: Cerita Musa disampaikan tersebar di beberapa surat |
Tadabbur
Kita bisa saksikan bagaimana Allah meracang kisah perjalanan kedua Nabi ini dengan kerangka dan plot yang sangat menarik. Di satu sisi ada beberapa kesamaan, di sisi lain banyak sekali tema yang bertolak belakang. Sepenjang menulis artikel ini penulis tak henti-henti tersenyum menyaksikan salah satu mukjizat Al-Qur’an yang tersembunyi ini.
Mumpung Ramadhan, yuk semakin dekatkan diri dengan Al-Qur’an!